Perasaan baru kemarin gitu selesai PPI dan kuliah pertama. Sekarang udah mau masuk semester 3 aja. Kok rasanya cepet banget waktu muter? Padahal perasaan, banyak hal-hal yang 'terjadi' selama aku belajar di sini. Tapi katanya, kalo kita ngerasa waktu cepet banget jalannya, itu artinya kita menikmati setiap detik yg lewat & betah diem di moment-moment itu. Iya gitu? Hmmm... kayaknya memang iya.
Bicara soal waktu, berarti ada didalamnya tentang masa lalu dan moment-moment berharga yang kerasa hilang begitu aja, iya nggak?
Salah satu contohnya, perkenalanku dengan temen kecilku.
Waktu itu tahun 2002. Aku masuk ke SD Coblong 3 kelas 4, dan ketemu dengan gadis yang "saat itu smp saat ini" aku bilang cantik. Aku tertarik dan sejak saat itu, kita berteman. Secepat itu. Bukan cuma cantik, dia juga baik. Dan memang nyambung kalo ngobrol dengan aku, walaupun gak jarang aku & dia berselisih soal apapun itu. Yah, namanya juga anak SD.
Menjelang kelulusan kelas 6, kita malah pernah sampai musuhan lama segala. Gara-garanya? Gak jauh & gak bukan ya karena cowok. Aku dan dia suka dengan cowok yg sama! Oh enggak. Awalnya memang dia duluan yg suka dgn cowok itu. Tapi lama2 aku ikutan suka, dan dia gak mau punya saingan. Jadilah kita renggang sampe gak saling sapa selama beberapa bulan. Selesai ujian (kalo gak salah) kita akhirnya berhenti musuhan dan.. kamu tau kenapa? Karena kita udah sama2 gak suka lagi dengan cowok itu. Lepas kelulusan kita sempet lost contact sampai menjelang akhir masa SMA. Itupun karena facebook. Coba kalo gak ada jejaring sosial itu. Mungkin sampai hari ini aku gak bisa ketemu dia lagi.
Kalo diinget sekarang, setelah hampir 7 tahun kelewat, jadi lucu kalo inget kejadian itu. Rasanya baru kemarin kita pakai seragam putih merah. Sekarang?
Sekarang bahkan dia udah punya rencana mau nikah! Ih waw. Pertama kali aku kenal dia sebagai anak-anak. Sekarang dia udah mau punya anak? Aku takjub dan rada2 gak percaya, tapi seneng. Walaupun rencananya masih beberapa bulan, seenggaknya dia 'masih nganggap aku temen' dengan dia kasih kabar aku soal itu. Bukan cuma itu, perubahan lain yang aku lihat selama aku hilang kontak sama dia dan dipertemukan lagi dua tahun terakhir ini adalah... cara dia menanggapi cerita dan menghadapi persoalan. Kita balik deket dua tahun ini, dan (alhamdulillah) dia masih mau percaya untuk bagi2 ceritanya dgn aku. Setiap kali cerita, dia cuma minta saran dan udah... ngilang beberapa hari. Begitu dia sms lagi, katanya : makasih sarannya ya. Masalahnya udah agak beres sekarang. Dulu, aku ingat sekali kalo kita musuhan aku dan dia sama-sama keras. Sama-sama gak mau ngalah. Dia selalu mau pendapatnya yg didengar, sementara aku gak mau ikutin apa kata2nya dia. 7 tahun misah, ternyata ada banyak perubahan yg terjadi, perubahan yg positif. Apa karena waktu? Atau semakin dewasa usia? Mungkin. Karena semakin hari, semakin banyak hal-hal yg masuk ke dalam kepala dan itu mengubah sebagian besar pola pikir. Iya nggak sih?
Waktu masih SD, mungkin kita cuma ribet mikirin pelajaran atau yg paling banter, kalo kita lagi musuh-musuhan sama temen gara2 cowok tadi, contohnya. Itupun gak lama, namanya juga cinta monyet. Hihihi. Menjelang SMP, kita mulai dibikin galau dgn perasaan yang serius pada lawan jenis. SMA lain lagi. Disini malah kita mulai agak bertentangan dgn keinginan kita dan aturan dr orangtua. Masuk kuliah atau kerja? Jangan tanya!! Nikah dan punya anak? Apalagi!
Waktu masih SD, mungkin kita cuma ribet mikirin pelajaran atau yg paling banter, kalo kita lagi musuh-musuhan sama temen gara2 cowok tadi, contohnya. Itupun gak lama, namanya juga cinta monyet. Hihihi. Menjelang SMP, kita mulai dibikin galau dgn perasaan yang serius pada lawan jenis. SMA lain lagi. Disini malah kita mulai agak bertentangan dgn keinginan kita dan aturan dr orangtua. Masuk kuliah atau kerja? Jangan tanya!! Nikah dan punya anak? Apalagi!
Waktu (menurut aku) berperan besar dalam perubahan. Coba lihat, beberapa tahun yang lalu kita masih bisa lihat sawah-sawah, masih banyak tempat2 sejuk. Masih gak begitu marak makanan-makanan dgn bahan berbahaya. Masih belum ada istilah 'alay, lebay' atau semacamnya. Bahkan masih banyak remaja-remaja yg aktif dimadrasah. Aku ngerasain banget hal itu. Sekarang, tempat-tempat wisata yg dulunya bersih aja jadi banyak sampah. Sekarang, madrasahnya sepi dan cuma rame kalo ada perayaan hari2 besar islam. Waktu dan perubahan. Kalo disuruh pilih, aku tentu mau terus diem di moment-moment paling berharga dan gak mau pindah. Tapi waktu gak jauh beda dengan bayangan, gak pernah bisa dikejar, apalagi sampai diberhentiin kecuali kalo Doraemon rela minjemin 'alat penghenti waktu' dari kantong ajaibnya, atau minjemin kita 'mesin waktunya'.
Ada masa lalu, berarti akan ada juga masa depan. Masa yang akan datang. Yap, bagaimanapun, life must go on! Siap gak siap, seiring dengan berjalannya waktu, hidup akan mengalami banyak perubahan. Kalo gak berubah terus, gak ada kemajuan namanya! Hoho. Entah perubahan itu baik atau buruk, cepat atau lambat. Tapi semua tetap harus dijalani, kan? Toh pada akhirnya, semua akan berujung. Berujung ketika nafas-nafas manusia sudah tidak tersisa lagi di dunia. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi semua perubahan yang berjalan seiring waktu, bagaimana cara kita mewarnai hari-hari kita untuk menggapai masa depan yang kita harapkan. Salah satu caranya ya kita harus berubah. Berubah ke arah yg lebih baik. Semakin dewasa, semakin baik, semakin mudah menggapai masa depan cerah. Setuju??
Catatan Iseng
Sabtu pagi, 24 Maret 2012
06 : 22
life must go on...
BalasHapussetujuuu...
nice posting salam kenal sahabat :)
makasih yaaa..
BalasHapusokee d(^^)b
terima kasih sudah menjadi sahabat hati :)
BalasHapusiya sama2. makasih juga yaa :')
BalasHapus