Padahal aku dan kamu sama-sama gak pernah ada masalah.. gak tahu apa sebenernya yang harus dijadiin masalah. Aku mungkin masalahnya. Aku mungkin yang bermasalah. Aku dan pikiran, juga semua sifatku yang jadi penyebab masalah.
Sepagi
ini aku bangun, rasanya aku mau gambarin keadaan kita di sini sekarang juga.
Setelah setengah tahun kita lewatin semuanya sama-sama, aku kira ada yang
salah.
Kemarin
malam kita bicara banyak.
Aku
tahu ada yang salah dengan ucapanku dan aku sadar ada yang gak biasa dengan
tanggapanmu. Lalu setelah selesai dan kita saling diam, aku mutusin untuk
ngilang dulu. Selama seharian kemarin aku nggak hubungi kamu, aku mikir banyak.
Tulisan ini adalah gambaran dari apa yang aku pikirin kemarin. Sekali ini, kamu
nggak hubungin aku juga, mungkin bingung dan serbasalah. Aku berusaha untuk
bertahan supaya nggak kegoda duluan tanya kabar. Tapi aku kalah. Detik-detik
menjelang ashar, pertahananku jatuh habis-habisan dan reaksimu cuek seolah
nggak pernah ada apa-apa sebelumnya. Dear kamu, terimakasih untuk selalu jadi
pengalah seperti itu.
Harusnya, ada banyak hal yang bisa kubanggakan karena punya laki-laki kayak
kamu. Tapi mungkin penghargaanku belum sejauh kesabaranmu pertahanin seseorang
yang bahkan nggak ada apa-apanya; aku. Logika-ku kadang ketutup dengan semua
pikiran labil yang gak tentu kapan datangnya. Kadang aku ngerasa bahwa suatu
saat kita akan berjodoh, sementara dilain waktu, aku bahkan ngerasa bukan
siapa-siapanya kamu. Mungkin karena reaksiku yang kelewatan, atau karena aku
yang gak bisa berpikir panjang dan selalu bersikap kayak ABG baru kenal cowok. Aku
sisuperegois dengan tingkah semau-mauku, si overthinker yang bisanya cuma membesar-besarkan masalah tanpa mau
cari solusi yang selalu nuntut banyak tanpa mau
usaha.
Sekarang
ini kita berjarak. Aku yang buat kacau semuanya. Komunikasiku yang payah bikin
hubungan kita berantakan. Isn’t it? Aku belum sepenuhnya terbuka sama kamu, dan
gak bisa jadi tempat kamu berbagi apapun. Aku bertingkah seolah aku makhluk
yang harus diperhatiin tanpa pikirin perasaan oranglain, termasuk kamu. Aku pernah janji untuk perbaiki semuanya
pelan-pelan, tapi kemudian aku buat kacau lagi. Kamu terima lagi. Aku minta
maaf lagi dan kamu bersikap kayak nggak ada apa-apa lagi. Sering aku minta
untuk mundur dan lepas dari kamu, kamu selalu tarik balik aku dan kita
sama-sama lagi.
Dear
kamu,
Aku sayang kamu, demi
Tuhan. Aku punya mimpi untuk bisa selalu sama-sama dengan kamu, suatu hari
lahirin anak kamu dan buat segalanya jadi jauh lebih baik. Aku selalu berdoa semoga
Tuhan kasih kamu perempuan terbaik yang bisa kamu banggain dan
benar-benar bisa jadi pelengkap hidup kamu. Aku ataupun oranglain, siapapun
itu. Itu doa yang bakal terus aku simpan sampai Tuhan kasih
jawaban. Entah ketika aku terus sama-sama dengan kamu, atau mungkin waktu kita
udah gak terlibat cerita lagi.
Aku
percaya aku gak akan terus bersikap childish
kayak gini. Bakal ada waktu dimana aku bisa jadi perempuan dewasa yang
dibanggain dan buat semua orang nyaman sama aku. Bakal ada waktu dimana aku gak
lagi jadi jadi trouble
maker. Mungkin waktu aku masih sama kamu, atau
mungkin waktu kamu udah sama orang baru. Tapi waktu itu akan terjadi. Pasti.
Dear
kamu,
Gak
tahu akan bisa ngucap ini lagi atau enggak lain hari. Jenuh mungkin dengernya. Tapi
aku minta maaf, benar-benar minta maaf untuk semua yang udah kita jalanin dari
awal sampai detik aku posting tulisan ini. Kita nggak pernah tahu gimana cerita
kita bakal jalan seterusnya, tapi seenggaknya aku masih dikasih kesempatan
untuk bilang kalau, sekali lagi, aku sayang kamu. Aku hargain semua perjuangan
kamu untuk aku. Kamu udah usaha, kerja keras untuk aku. Walaupun aku juga
berusaha untuk buat kamu nyaman, tapi usahaku nggak sekeras kamu. Terimakasih.
Aku bangga dan akan selalu bangga untuk kamu. Aku bangga pernah (atau tetap dan
akan) jadi bagian dari hidup kamu. Aku senang pernah (atau akan selalu) ada
disamping kamu dan jadi orang yang kamu banggain.
Aku
gak akan salahin kamu kalo suatu saat ada orang yang bisa lebih bikin kamu
nyaman, suatu saat kamu mutusin untuk pergi. Tapi sekarang ini, aku mau tetap
bertahan sama kamu, seenggaknya sampai hari itu datang. Hari dimana kamu
ngambil keputusan untuk tetap sama aku atau pergi. Aku mau mohon sama kamu
supaya bersabar sedikit lebih lama lagi untuk tetap di sini. Tetap di sini
dulu, sekarang aku yang mau pertahankan kamu. Aku mau berjuang sekali lagi.
Lebih keras. Untuk kamu. Untuk aku. Untuk kita.
BellaGemilang
Selasapagi,duatigamaretduaribuempatbelas..tujuhlebihtujuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar