Selasa, 29 Mei 2012

Jika Nanti

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan. Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta. Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa. Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang, satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan. Andai saja slalu bersama setiap masa sehati. Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama. Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi. Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang.Simpan rapi harapan berkawan selamanya
-edCoustic-


Ingat, kita pernah menyanyikannya bersama?
Sampai hari ini aku masih menyimpan lirik itu sebagai catatan bahwa kita tidak hanya berteman ketika kita menyanyikannya dulu, tetapi sampai kita memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Seperti saat ini.
Satu yang kusyukuri atas kita adalah, meski kamu dan aku sudah memiliki kesibukan masing-masing, tapi kita masih tetap bisa bertemu. Yep, bercanda, bercerita, tertawa atau bahkan menangis bersama. Ingat ketika masih berseragam putih merah? Dulu, jangan tanya seberapa sering kita berbagi cerita, tapi tanyakan : seberapa sering kita bertengkar?
Tapi itu dulu, sebelum aku menyadari betapa bangganya aku punya tempat berbagi sepertimu.