Jumat, 21 September 2012

Gema dan Talaya


Talaya menutup mata sekali lagi. Berharap kalau apa yang ada dihadapannya saat ini bukan hanya mimpi yang akan segera menghilang ketika ia bangun nanti. Beberapa detik kemudian, matanya membuka. Dan sosok itu masih berdiri dihadapannya. Setengah menunduk, setengah tersenyum.

"Gema?" Talaya bertanya memastikan. Sekali lagi, ia berharap kalau ini bukan halusinasinya, bukan 'hanya' bayangan pribadi yang sudah ia tunggu beberapa waktu. Sosok itu mengangguk. Kini ia mulai mengangkat wajah dan menatap Talaya yang masih bengong sendiri di ambang pintu.

"Aku janji! Aku mau perbaiki semuanya."

"Perbaiki? Berapa ratus kali kamu janji-janji kayak gitu ke aku, hah? Kamu pikir janji aja cukup untuk perbaiki semuanya?"

"Tapi... aku nyesal sekarang. Sumpah, aku nggak akan ngulang kesalahan itu lagi."

"Udah, cukup! Aku capek. Aku mau tenang. Sekarang, tolong jangan ganggu aku. Aku nggak mau kuliahku terganggu gara-gara kamu."

Nyali Talaya ciut seketika. Inikah Gema yang sesungguhnya? Inikah Gema yang dulu menyayanginya? Inikah... beberapa detik penuh Talaya berusaha menangkap apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan Gema. Otaknya terlalu shock untuk berpikir tenang saat ini. Yang ada dihatinya hanyalah... aku nggak mau kita pisah. Oke, aku sadar aku udah banyak nyia-nyiain kamu. Tapi, aku mau ngulang semuanya dari awal. Itu saja cukup.

"Aku mau ngulang semua dari awal, Gema. Please.."

"Ulang kata kamu? Udah sering aku ingatin kamu, apa pernah kamu dengar aku? Kalo iya kamu bener-bener sayang aku, kamu nggak mungkin buuat aku stress mikirin kamu terus! Aku juga mau tenang. Jangan sampai IP-ku semester ini turun cuma gara-gara mikirin kamu. Ngerti? Jangan EGOIS kamu!"