Sabtu, 21 Januari 2012

Bukan Aku Yang Berubah

Bukan aku yang berubah.
Aku hanya ingin memperbaiki ketetapanku, dan aku benahi letaknya. Maaf untuk kecewamu saat ini, maaf untuk keraguanku untuk bisa  menjawab tanyamu. Kau kira ini mudah? Tidak. Ini sesuatu yang sulit bagiku. Sangat sulit. Bukan karena kamu tidak bisa membuatku tersenyum. Bukan juga karena aku tidak melihat adanya dirimu, yang benar-benar tulus, yang sungguh-sungguh. Juga bukan karena...
"Karena apa? Bukannya.." kalimatmu terputus karena aku memotongnya dengan senyuman sinisku. Tolong, jangan paksa aku untuk mengatakan bahwa aku berubah. Ini jalanku. Ini keputusanku. Ini.. sesuatu yang mungkin akan memperbaiki keadaanku suatu saat nanti. Aku egois. Mungkin memang benar aku egois. Tapi aku tidak berubah, sama sekali gak ada niat untuk merubahnya. Merubah perasaan ini.

"Maaf.. kamu berhak marah. Kamu berhak benci, tapi tetap.. aku gak berubah." aku mengelak dengan nada datar, berharap kamu akan segera mengerti. Tapi tidak, karena kamu malah menghela napas panjang dan menatapku dengan tatapan... kekecewaan. Tolong jangan lagi. Sorot mata itu biasanya selalu berhasil menyeretku untuk kembali ingkar dengan janjiku, tapi tidak kali ini. Jangan sampai.

"Aku mau pertahanin kamu. Gak peduli apapun perbedaan yang.."

"Berhenti bicara soal perbedaan." aku menyentak tajam. Rasanya terlalu jahat jika alasanku untuk berhenti bicara dengannya adalah karena perbedaan. Bukankah selama ini kami baik2 saja dengan perbedaan itu? Perbedaan yang sangat mencolok. Entah itu karena sifat, sikap, keinginan, dan sebagainya sampai... restu!

"Terus?"

"Aku mau fokus kuliah."

"Itu aja? Ada oranglain?" aku menggeleng lemah.

"Lalu?"

"Aku kan udah bilang, tadi!"

"Kamu picik. Apa selama kita jalanin, semua ganggu kuliah kamu?"

"Iya, iya tanpa kamu tahu."

"Hhh. Kamu berubah, sejak sebulan lalu." untuk kesejuta kalinya kamu ucapkan itu padaku. Memang, sebulan ini aku banyak berpikir tentang kita. Sekali lagi, maafkan aku. Berat sekali rasanya melepaskanmu, melepas kamu yang sudah terlanjur membuat hatiku tersanjung. Tapi entah kenapa tiba-tiba hari ini aku berani mengatakan hal ini padamu. Berakhir, cukup sampai disini. Dan sungguh, perasaanku gak akan berubah, entah sampai kapan. Aku jujur, tidak ada oranglain selain aku hanya ingin fokus belajar, tidak memikirkan hal lain lagi, karena rasanya terlalu capek. Capek memikirkan hal yang seharusnya tidak aku pikirkan. Pergi. Cari sesuatu yang mungkin lebih bisa mengerti dirimu. Tapi bukan aku, karena sekarang, aku akan setia pada ucapanku. Tidak ada dirimu, atau orang-orang lain sampai kuliahku berakhir. Bukan aku yang berubah. Tapi ketetapanku.
Aku pergi. Tapi perasaanku tidak. Jika memang Tuhan berkehendak mempertemukan kita lagi suatu hari nanti, percayalah, perasaan ini tetap sama dengan saat kita pertama bertemu, dengan saat ini. Saat kita berpisah. Saat kamu mengatakan aku berubah, dan aku mengelak bahwa bukan aku yang berubah, tapi ketetapanku. #end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar