Sabtu, 31 Maret 2012

Sekilas Tentangmu, Hujan


Diam dan tetap dengarkan aku. Jangan sela aku, apalagi berkomentar.

Kalau kamu dengar instrumental ini, kamu juga akan ikut merasakan apa yang aku rasakan. Tentang hujan. Hujan dan cerita tentangnya. Ini nyata. Kali ini aku menuliskan sesuatu yang nyata tentang hujan. Tentang dia yang setia mendengarkan setiap butiran kata yang keluar dari mulutku. Tentang dia yang tahu semua ceritaku, bahkan yang tidak sempat aku sampaikan padanya. Malam ini aku merindukanmu, hujan..

Dulu, aku begitu kesal setiap kali mendengar suaramu turun dari langit. Aku akan kuyup. Aku harus segera mandi dan berganti pakaian. Aku harus berdiri di sisi untuk menghindarimu. Aku dan semua yang kubenci tentangmu. Hujan membuat banjir, banjir menyulitkan semua orang. Hujan juga yang mengundang petir, petir yang membuat kaget setiap telinga. Apa yang harus kusukai darimu??

Jumat, 30 Maret 2012

Aku Tanpamu, Kamu Tanpaku

Pria
Ternyata memang benar, kita harus menemukan oranglain dulu agar bisa segera melupakan cerita lama. Dan kamu telah membuktikannya! Kamu menemukan pria lain dikehidupanmu saat ini, Cinta. Padahal tak sedetikpun aku pernah berpikir mencari sosok lain, selain dirimu. Meskipun kisah kita harus berakhir tidak sesuai dengan harapan. Setega itukah kamu? Benarkah kini kamu melupakan aku sepenuhnya dengan cerita barumu itu? Haruskah aku mencari sosok lain untuk menggantikan posisimu juga? Aku tidak sanggup. Tidak akan pernah sanggup. Kamu satu-satunya gadisku, tidak akan pernah bisa tergantikan meskipun (seharusnya) kamu bukan siapa-siapaku lagi. Aku tetap padamu, hatiku tetap milikmu.

Gadis
Apa lagi yang harus aku lakukan agar aku bisa segera melupakanmu? Kini aku sudah bertemu dengan pria yang sama baiknya denganmu, tapi sungguh.. aku tidak merasakan apapun. Tidak seperti saat aku bersamamu. Semuanya terasa hambar. Ketika aku bersamanya, yang ada dikepalaku hanya kamu, namamu, bayanganmu, senyummu, sosokmu. Kenapa cerita kita harus berakhir secepat ini, bahkan setelah janji yang pernah terucap bahwa "aku adalah ibu dari anak-anakmu, dan kamu adalah ayah dari putra-putriku,"? mungkinkah ini jalan terbaik bagi kita? Berpisah? Karena terhalang perbedaan serta..... restu?? Bagaimana keadaanmu saat ini? Sudahkah kamu bertemu dengan gadis yang bisa menggantikan aku?

Pria
Ya, aku bertemu denganmu secara tidak sengaja. Kamu sedang bersamanya, aku sendiri. kamu tidak melihatku, tapi dengan jelas aku tahu bahwa itu adalah dirimu. Saat itu, rasanya aku ingin menghampirimu. Memelukmu seerat kubisa, mencium dahimu tanpa kulepas lagi, membelai rambut panjangmu seperti biasa, mencubit pipi tembammu dan segala yang biasa kulakukan bersamamu. Tapi aku sadar, kini kamu milik oranglain dan mungkin... sebentar lagi akan ada gadis yang jadi bagian dari hidupku juga....

Gadis
Aku tidak sanggup kalau harus terus menahan airmataku hanya karena aku merindukanmu. Diam-diam aku bertemu denganmu hari ini, aku melirikmu dibalik bahu pria(ku) tadi. Aku tak tahu kamu menatapku juga atau tidak. Tapi hatiku tidak mampu tetap tegak menatapmu duduk sendiri di kafe itu. Biasanya aku disampingmu. Perih rasanya. Kamu tidak tahu ya? Aku ingin kembali padamu. Kalau bisa, aku akan mengatakan semuanya pada siapapun yang menentang aku dan kamu. Pada jurang perbedaan yang (katanya) tidak bisa mempersatukan kita. Tapi dengan cinta, bukankah kita akan bisa?

Pria
Dan pada akhirnya, cerita kita memang harus seperti ini. Berpisah. Aku kini sudah bersama gadis lain yang sama sekali berbeda denganmu. Aku tahu, memang tidak ada yang sama didunia ini. Tapi bayanganmu selalu merasuk ke dalam pikiranku. Memaksaku untuk tetap menyimpan sejuta memoriku tentangmu. Maafkan aku untuk ini. Mungkin kamu sudah melupakanku, tapi aku tidak. Tidak akan bisa meskipun aku dan kamu sudah memiliki oranglain dikehidupan kita. Tapi aku masih berharap kamu akan kembali denganku.

Gadis.
"Hai, kenalin ini Yesi.. pacarku." aku tersenyum kecut. Hatiku mendadak tak karuan. Jantungku berdetak empat kali lebih cepat. Sakit rasanya. Ternyata memang benar, kamu sudah melupakan aku. Sama sekali tidak ada keinginan untuk merajut cerita lagi bersamaku. Karena sepertinya memang sudah tidak mungkin lagi.

"Apa kabar?" aku menyalami gadis yang tersenyum padaku. Manis sekali.

"Baik," katanya singkat. Mahalembut. Berbanding terbalik denganku ya? Pantas.

Aku menarik tangan priaku. Membawanya ke depan wajahmu, dan kamu tersenyum ramah padanya.

Pria.
aku tak menyangka akan bertemu denganmu di kafe favorit kita. Biasanya, aku dan dirimu yang selalu pergi ke sini. Tapi sekarang kamu membawa kekasih barumu itu. Dan aku sengaja membawa gadisku ke sini. Untuk mengenang kebersamaan kita dulu. Aku melirik priamu, gagah dengan stelan rapinya. Pantas saja kamu memilih dia. Ternyata dia jauh lebih sempurna dibanding aku.

"Dion," kata priamu sambil tersenyum. Aku bergetar saat kuulurkan tanganku, menyambut tangannya.

"Temen lamamu, Res?" tanyanya padamu. Kamu terlihat kaget dengan pertanyaan itu, tapi kemudian mengangguk. Aku sakit mendengarnya.

Gadis
Aku terpaksa mengatakan itu. Aku hanya tidak ingin terlalu memperlihatkan padamu bahwa aku masih sungguh-sungguh mengharapkanmu.

"Haa, mumpung ada ditempat yang sama dan sekalian Kak Bagas juga Kak Resty reunian, kita double date aja. Gimana?" saat ini aku sungguh ingin mendepak gadismu dari hadapanku. Bagaimana ini? Aku sengaja datang ke sini untuk mengingat kenangan-kenangan lama kita, bukan bersungguh-sungguh bertemu dengamu!
Tapi kamu malah mengangguk setuju dan mengajak aku, juga priaku duduk disebuah meja dekat jendela.

Pria.
Aku tidak ingin terlalu memperlihatkan padamu bahwa aku benar masih mengharapkanmu. Maka, kuiyakan saja ajakan gadisku untuk makan bersama dengan priamu walau rasanya aku ingin menendang jauh wajahnya dari hadapanku. Tapi aku tak dapat melakuka apa-apa, yang terjadi hanyalah... kita saling diam. Dan aku berpikir, mungkin saja kamu pun punya perasaan yang sama sepertiku. Namun takdir dan keadaan menuntun kita untuk menapaki jalan lain. Aku tanpamu, kamu tanpaku.



Keputusan dan Pilihan

Ketika aku sudah menetapkan hati pada satu pilihan, ternyata semua tidak berjalan sesuai dengan apa yang aku harapkan. Ada hal lain yang tiba-tiba mengganggu dan membuat aku harus berpikir beribu-ribu kali untuk mengambil keputusan. Keputusan yang tidak akan aku sesali nantinya. Tapi bisakah? Sementara aku terlanjur menetapkan hati pada pilihanku, hal lain yang mendesak itu juga tidak mampu aku hindari. Jika aku lepaskan keduanya, aku yakin aku tidak akan pernah sanggup. Benarkah aku tidak sanggup?
Bagaimanapun, tidak ada seseorang yang mau hidup dalam paksaan. Tidak ada seseorang yang rela melepaskan hal-hal paling berharga dalam kehidupannya, termasuk aku. Dan memilih adalah salah satu hal paling menyebalkan didunia yang pernah kutemui. Aku tidak suka memilih. Jikapun harus memilih, aku ingin memiliki keduanya, atau melepaskan keduanya sekalian. Aku tidak ingin sakit hati yang setengah-setengah, atau bahagia yang pas-pasan. Tanggung, kan?

Minggu, 25 Maret 2012

My Dearest Ex

         Dear Bagas,
Maaf kalau akhirnya aku harus mengirimkan surat ini untukmu. Aku benar-benar tidak bisa menghapus bayanganmu dari kepalaku. Aku benar-benar merindukanmu. Sangat merindukan dan membutuhkanmu!
Untuk sekedar mengingatkanmu tentang cerita 4 tahun kita yang tiba-tiba harus berakhir 6 bulan lalu. Masih ingatkah diary tebal yang kamu berikan padaku saat hari pertama kita jadian? Halaman terakhir diary itu aku isi enam bulan lalu, cerita tentang akhir perjalanan kita. Sesak rasanya saat aku harus meneteskan airmataku di atas sana, padahal selama ini aku selalu berusaha keras menjaganya agar tidak tersentuh. Oleh debu sekalipun.

Sabtu, 24 Maret 2012

Waktu dan Perubahan

April, Mei.... Juni = LIBUR panjang!!
Perasaan baru kemarin gitu selesai PPI dan kuliah pertama. Sekarang udah mau masuk semester 3 aja. Kok rasanya cepet banget waktu muter? Padahal perasaan, banyak hal-hal yang 'terjadi' selama aku belajar di sini. Tapi katanya, kalo kita ngerasa waktu cepet banget jalannya, itu artinya kita menikmati setiap detik yg lewat & betah diem di moment-moment itu. Iya gitu? Hmmm... kayaknya memang iya.

Bicara soal waktu, berarti ada didalamnya tentang masa lalu dan moment-moment berharga yang kerasa hilang begitu aja, iya nggak?

Salah satu contohnya, perkenalanku dengan temen kecilku.

Waktu itu tahun 2002. Aku masuk ke SD Coblong 3 kelas 4, dan ketemu dengan gadis yang "saat itu smp saat ini" aku bilang cantik. Aku tertarik dan sejak saat itu, kita berteman. Secepat itu. Bukan cuma cantik, dia juga baik. Dan memang nyambung kalo ngobrol dengan aku, walaupun gak jarang aku & dia berselisih soal apapun itu. Yah, namanya juga anak SD.
Menjelang kelulusan kelas 6, kita malah pernah sampai musuhan lama segala. Gara-garanya? Gak jauh & gak bukan ya karena cowok. Aku dan dia suka dengan cowok yg sama! Oh enggak. Awalnya memang dia duluan yg suka dgn cowok itu. Tapi lama2 aku ikutan suka, dan dia gak mau punya saingan. Jadilah kita renggang sampe gak saling sapa selama beberapa bulan. Selesai ujian (kalo gak salah) kita akhirnya berhenti musuhan dan.. kamu tau kenapa? Karena kita udah sama2 gak suka lagi dengan cowok itu. Lepas kelulusan kita sempet lost contact sampai menjelang akhir masa SMA. Itupun karena facebook. Coba kalo gak ada jejaring sosial itu. Mungkin sampai hari ini aku gak bisa ketemu dia lagi.
Kalo diinget sekarang, setelah hampir 7 tahun kelewat, jadi lucu kalo inget kejadian itu. Rasanya baru kemarin kita pakai seragam putih merah. Sekarang?

Sekarang bahkan dia udah punya rencana mau nikah! Ih waw. Pertama kali aku kenal dia sebagai anak-anak. Sekarang dia udah mau punya anak? Aku takjub dan rada2 gak percaya, tapi seneng. Walaupun rencananya masih beberapa bulan, seenggaknya dia 'masih nganggap aku temen' dengan dia kasih kabar aku soal itu. Bukan cuma itu, perubahan lain yang aku lihat selama aku hilang kontak sama dia dan dipertemukan lagi dua tahun terakhir ini adalah... cara dia menanggapi cerita dan menghadapi persoalan. Kita balik deket dua tahun ini, dan (alhamdulillah) dia masih mau percaya untuk bagi2 ceritanya dgn aku. Setiap kali cerita, dia cuma minta saran dan udah... ngilang beberapa hari. Begitu dia sms lagi, katanya : makasih sarannya ya. Masalahnya udah agak beres sekarang. Dulu, aku ingat sekali kalo kita musuhan aku dan dia sama-sama keras. Sama-sama gak mau ngalah. Dia selalu mau pendapatnya yg didengar, sementara aku gak mau ikutin apa kata2nya dia. 7 tahun misah, ternyata ada banyak perubahan yg terjadi, perubahan yg positif. Apa karena waktu? Atau semakin dewasa usia? Mungkin. Karena semakin hari, semakin banyak hal-hal yg masuk ke dalam kepala dan itu mengubah sebagian besar pola pikir. Iya nggak sih?

Waktu masih SD, mungkin kita cuma ribet mikirin pelajaran atau yg paling banter, kalo kita lagi musuh-musuhan sama temen gara2 cowok tadi, contohnya. Itupun gak lama, namanya juga cinta monyet. Hihihi. Menjelang SMP, kita mulai dibikin galau dgn perasaan yang serius pada lawan jenis. SMA lain lagi. Disini malah kita mulai agak bertentangan dgn keinginan kita dan aturan dr orangtua. Masuk kuliah atau kerja? Jangan tanya!! Nikah dan punya anak? Apalagi!

Waktu (menurut aku) berperan besar dalam perubahan. Coba lihat, beberapa tahun yang lalu kita masih bisa lihat sawah-sawah, masih banyak tempat2 sejuk. Masih gak begitu marak makanan-makanan dgn bahan berbahaya. Masih belum ada istilah 'alay, lebay' atau semacamnya. Bahkan masih banyak remaja-remaja yg aktif dimadrasah. Aku ngerasain banget hal itu. Sekarang, tempat-tempat wisata yg dulunya bersih aja jadi banyak sampah. Sekarang, madrasahnya sepi dan cuma rame kalo ada perayaan hari2 besar islam. Waktu dan perubahan. Kalo disuruh pilih, aku tentu mau terus diem di moment-moment paling berharga dan gak mau pindah. Tapi waktu gak jauh beda dengan bayangan, gak pernah bisa dikejar, apalagi sampai diberhentiin kecuali kalo Doraemon rela minjemin 'alat penghenti waktu' dari kantong ajaibnya, atau minjemin kita 'mesin waktunya'.

Ada masa lalu, berarti akan ada juga masa depan. Masa yang akan datang. Yap, bagaimanapun, life must go on! Siap gak siap, seiring dengan berjalannya waktu, hidup akan mengalami banyak perubahan. Kalo gak berubah terus, gak ada kemajuan namanya! Hoho. Entah perubahan itu baik atau buruk, cepat atau lambat. Tapi semua tetap harus dijalani, kan? Toh pada akhirnya, semua akan berujung. Berujung ketika nafas-nafas manusia sudah tidak tersisa lagi di dunia. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi semua perubahan yang berjalan seiring waktu, bagaimana cara kita mewarnai hari-hari kita untuk menggapai masa depan yang kita harapkan. Salah satu caranya ya kita harus berubah. Berubah ke arah yg lebih baik. Semakin dewasa, semakin baik, semakin mudah menggapai masa depan cerah. Setuju??

Catatan Iseng
Sabtu pagi, 24 Maret 2012
06 : 22

Jumat, 16 Maret 2012

Sementara, Bukan Selamanya


Aku bukan galau. Aku hanya ingin menyampaikan kepada angin karena (mungkin) ini pesan terakhir tentangmu yang harus kutulis di sini. Sekali lagi, ini tentangmu!

Dear Mr. Diam.
Seperti yang kamu tahu *oops, maaf. kamu tak tahu ini. Oke baiklah. Seperti yang aku pahami tentang hatiku, aku mengagumimu. Iya, satu kata itu. Diam2 aku mengagumimu. Sejak dulu. Sejak pertama aku melihatmu ditempat itu. Walaupun aku tahu bukan hanya aku 'secret admirer'mu, tapi jujur saja, terkadang aku merasa bahwa aku bisa berada disampingmu. Ingat, hanya berada disampingmu. Bukan berarti aku dapat memilikimu karena untuk hal yang satu itu, aku tahu aku hanya seorang pungguk, dan kamu bulannya. Sebenarnya aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu menyelipkan namamu dalam tiap pintaku. Berlebihan? Memang. Pada kenyataannya seperti itu.

Aku tahu sebagian tentang dirimu bukan dari teman-teman atau siapapun yang mengenalmu, karena aku menyimpan semua hanya didalam hatiku. Lalu? Lalu aku menyelamimu, dan cukup aku yang tahu bagaimana caranya. Sampai nyaris setahun aku menjadi pengagum rahasiamu, tidak sekalipun kamu tahu atau menyadari bahwa aku ada. Mengingat itu, rasanya aku mau menangis dan mencubitmu keras2. Supaya kamu tahu, begitulah sakitnya aku memikirkanmu!! Tapi aku tahu, aku tidak bisa menyalahkanmu karena jika aku teriak "Hey, lihat aku! Ini loh aku, aku yang suka banget sama kamu!!!!" kamu akan menjawabnya dengan "siapa ya?" sambil mengerutkan dahi, berusaha mengingat-ingat.
Oke, tapi dengan sedikit agak PD, saat itu hati kecilku masih sanggup bergumam : suatu hari aku bisa bicara denganmu, meski hanya satu kata. amiiin.

Tuhan memang adil. Dia mendengar doaku meski aku sadar aku tidak dapat memilikimu. Akhirnya aku sampai pada titik dimana aku mulai berpikir dengan logikaku, tidak lagi ikuti apa yang hatiku sampaikan. 
Kamu tahu tidak, ketika minggu itu aku jalan berdampingan denganmu? Kamu menyapaku. Kamu bicara denganku. ya Tuhan, tahun lalu aku masih bermimpi tentang ini. Tahun lalu, hal ini masih melayang-layang dikepalaku. Dan sekarang? Yah, walaupun aku tahu, jalan untuk bisa bicara banyak denganmu seperti minggu itu harus menggunakan cara yang sebelumnya tidak pernah aku pikirkan. Entah mimpi apa aku malam sebelum hari minggu itu, tak terlintas sama sekali bahwa aku akan bertemu denganmu ketika aku bangun esoknya. Tak apalah, setidaknya satu mimpiku dapat terwujud meski aku tak tahu kapan bisa berjumpa denganmu lagi. Apalagi sampai berbagi cerita denganmu.

Baiklah, jika kamu melihat judul tulisanku ini, (kemungkinan kamu akan tanggap bahwa tulisan ini untukmu sangat kecil) aku tahu kamu akan malas membacanya. Tak apa. Aku tak akan berharap banyak, karena impianku untuk bicara denganmu walau hanya sekata (yang pada kenyataannya lebih dari satu kalimat) sudah aku dapatkan, dan masih menyisakan kegembiraan di hatiku. Aku tak dapat menggapaimu (mungkin) sampai kapanpun. Tapi aku tetap akan jadi pengagum rahasiamu.
Seminggu ke belakang aku (mulai) berpikir. Untuk sekarang, ada beberapa hal yang harus aku lakukan tanpa menyelipkan bayanganmu dipikiranku. Ya, sejenak, aku harus melupakanmu. Sejenak yang entah sampai kapan. Dulu aku pernah berpikir, pernah sangat berharap aku bisa bicara denganmu suatu saat, dan aku sudah mendapatkannya kini, walau ada beberapa hal yang membuatku harus melupakanmu (setidaknya untuk) sementara karena itu. Tapi setidaknya aku puas. aku senang, gembira, atau apapun istilahnya.

Eh tapi tunggu. Sebelum aku menyelesaikan tulisan ini, ada satu hal yang kini hinggap di kepalaku. Ingin tahu apa? Ngngng.. iya. Aku berharap, aku bisa berjodoh denganmu. Hihihi. Harapan yang mewah. Tapi tak apa, kan? Namanya juga khayalan. Ingin membawa bulan ke bumi pun boleh-boleh aja kan? Lagipula, ini sekedar harapan dan kalaupun memang kamu jodohku, suatu saat nanti kita (pasti) akan bertemu... yah, bertemu dipelaminan.

Seperti kataku di awal, mungkin aku tak akan lagi menulis pesan tentangmu setelah ini. Entah untuk beberapa lama. Ada sesuatu yang harus kujalani tanpa mengingat segalanya tentangmu seperti setahun terakhir. Tapi namamu masih tersimpan di memoriku, dan sebisa mungkin.... tak akan kuhapus. Maaf ya, aku harus melupakanmu (dulu).

Jum'at malam, 16 Maret 2012
20 : 09
Untuk nama yang tidak bisa kusebut di sini.




Sabtu, 03 Maret 2012

Bintang, Bisikkan Aku Sesuatu

Jika malam ini aku terlelap dengan perasaan bersalah, maka besok aku yakin mentari tidak akan tersenyum padaku sebelum aku memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki. jadi, malam ini sebaiknya aku tidak tidur. aku harus merenungi semua sebelum ada yang tergores. sebelum goresannya menjadi luka, sebelum luka semakin parah, atau bahkan sebelum semuanya tidak dapat diobati lagi.
hai bintang, seperti biasa.. malam ini aku galau. dan aku butuh kerlipanmu untuk membuka sesuatu dikepalaku yang sulit kubuka. seperti ada benang kusut yang melayang-layang dan tidak dapat kuuraikan sendiri. aku membutuhkanmu karena jika kupanggil hujan, ini bukan jam tugasnya. dan ia sudah terlalu sering 'menjatuhkan diri' ke bumi hanya demi aku. demi aku? hahahaha. anggap saja begitu walaupun pada kenyataannya tidak. tapi.. mana temanmu, bulan? kenapa ia tak nampak malam ini? sakitkah?
oh, kamu disana. jadi bukan dalam bentuk purnama ya, malam ini? padahal aku rindu menatap bundaranmu, bulan. tapi tak apa. sabitpun tetap indah .lengkap semua? apa yang kurang? angin. o iya, angin.

Sosok Itu.

"Tha, lo kenapa sih? Kok kayaknya gue perhatiin ngelamun mulu dari tadi. Mikirin siapa?"

Talitha yang ke-gap asyik sendiri ngelamun di taman kampus bergidik kaget. Ia memalingkan wajah ke arah Eza, cowok yang menemaninya mengerjakan tugas pulang dari kelas tadi dan tersenyum polos.

"Masak sih? Emang gue ngelamun, gitu?"

"Iya. Kayak ada sesuatu yang ganggu, gitu. Kenapa?" Talitha tersenyum lagi. Kali ini senyum muram. Harus bercerita kah?

"Engng.." Talitha menggantung kalimat. Ia menelan ludah. Sosok yang baru saja lewat di hadapannya langsung membuyarkan seluruh konsentrasi Talitha. Pikirannya jadi bercabang. Ada sesuatu yang menyengat hatinya. Rindu. Talitha merindukan sosok itu. Sosok yang dulu pernah ia sia-siakan. Sosok yang dulu pernah ia anggap hanya sebagai angin lalu. Tadi ia lewat dengan ransel hitamnya. Sudah nyaris sepuluh hari terakhir ia tidak melihatnya di kampus, dan barusan sosok itu berjalan kalem ke arah perpustakaan. Perasaan itu menyerbu ulu hatinya seketika. Kangen sekangen-kangennya. Wajahnya masih sama seperti dulu, tapi ada sesuatu lain yang kini membuat Talitha ingin segera memeluk sosok itu

Capolaga I'm In Love

Jum'at 19 Oktober 2007.
Ini pertama kalinya aku pergi ke tempat sejuk sesejuk-sejuknya. Nama tempatnya Capolaga. Di daerah Subang. Kita pergi dalam rangka... ngngng.. liburan habis lebaran kalo gak salah. Awalnya c mau pergi cuma ke Lembang aja, tapi pas mau berangkat banget, salah satu kakakku nemu satu tempat yang katanya enak. Hampir mirip seperti hutan sih, tapi bersih. Gak terlalu ramai, tapi sepi juga nggak. Tempatnya teduh. Sejuuuuk banget, sampai-sampai aku gak mau pulang saking betahnya ditempat itu. Padahal sepanjang jalan aku udah ngomel-ngomel aja, bingung mau dibawa ke mana. Perjalanan jauh, panjang gak ada ujung. Berangkat jam tujuh pagi, jam sembilan masih kebingungan cari jalan. Apalagi sempet ngelewatin daerah yang sepinya luaaarrr biasa! Tapi begitu sampai sana, capeknya gak berasa. Hilang sama sekali. Apalagi ada air terjun dan pohon-pohon hijau yang Subhanallaaaah indahnya :D