Jumat, 27 Juli 2012

Unforgettable Moment : When I Was In "Level Factory Outlet"

Moment yang gak akan pernah terlupakan adalah ketika aku mulai menyusuri dunia 'yang sesungguhnya'. Lepas sementara dari beban otak semasa kuliah, kuputuskan untuk menghabiskan masa-masa kebebasanku dengan bekerja. Setidaknya supaya aku 'gak jamuran' dirumah, sementara teman-teman lain memilih untuk pulang ke tempat asalnya masing-masing. Berhubung aku gak punya kampung halaman, kerja adalah pilihan terbaik menurutku.

Aku mulai menyusuri satu tempat ke tempat lain, cari info sana-sini tentang lowongan pekerjaan selama 3 hari setelah libur. Hasilnya nihil. Tidak ada satupun panggilan yang mampir ke ponselku. Sampai satu hari, dengan sepupu yang kebetulan mau cari kerja juga, iseng-iseng aku mendatangi sebuah factory outlet baru di sekitaran jl. Riau. Dua hari setelah menyimpan lamaran, kami dipanggil. Interview. Tapi dasar emang bukan rezeki. Sepupuku diterima bekerja disana. Aku tidak. Mungkin itu bukan tempat yang tepat buatku. Baiklah. Walaupun agak sedikit kecewa *nangis darah, tapi aku nggak berhenti sampai di sana.



Masih setengah desperate gara-gara aku ditolak terang-terangan, aku memulai pencarian lagi, berharap ada salah satu tempat yang sudi menerimaku #menyedihkan.
Tanggal 10 Juni 2012.
Awalnya sama sekali tidak terpikirkan untuk mendatangi tempat ini, padahal jaraknya dekat dengan rumahku dan temanku sudah memberitahu tentang ini jauh sebelum aku memulai pencarianku. Tapi saking inginnya bekerja, aku yang memang sudah menyiapkan lamaran beberapa hari sebelum hari itu, segera membawanya ke sini dengan berbekal info lowongan pekerjaan dari temanku yg sempat bekerja disini. Gak tahu kenapa, hatiku memang berat ke sana. Beruntung, tidak perlu menunggu beberapa waktu, aku langsung interview hari itu juga. #kalo tahu gini sejak awal gak perlu muter2 Bandung dulu ya. Hahaha. Tapi mungkin ini memang sudah jalannya yah. Selang 45 menit kemudian,

"Besok kamu sudah mulai bekerja," Pak Dedi namanya. Wew. Antara percaya atau tidak, aku sendiri bingung. Harus merasa senang atau sedih? *mendadak galau. Sampai dirumah, lah kok tiba-tiba malah tambah jadi gak ada semangat sama sekali buat kerja? #skipskipskip. Ini pilihan. Gak boleh berhenti sampai disini kan? Perang aja belum, kok udah nyerah duluan? Haha. Ingat dengan salah satu status temanku yg aku lupa apa isinya tapi maknanya "Ini pilihan. Apapun resiko yg ada didepan, aku yang sudah ambil keputusan. FIGHTING!"
Oke deh. Besoknya aku mulai kerja. Di sini, cerita baru dimulai -__-



Berhubung pengalaman kerja sedikit dan aku yang gak bisa gampang dekat dengan orang. Hari pertama di sana, aku ngerasa jadi anak ayam kehilangan induk. Gilaaa. Nyasar dimana gw? Bingung kudu ngapain
Tapi Allah memang amat sangat sayang sekali denganku. Lagi bingung-bingungnya berdiri bego didepan pintu toko, tiba-tiba ada yang berdesis-desis dibelakangku. Aku pikir siapa, pas noleh.. "Iiiiin..."
teman SMK-ku. Demi apapun, aku tiba-tiba merasa lagi ada di taman bunga penuh kupu-kupu *nggak nyambung. Hari pertama, aman. Hari kedua ketiga aku mulai dibuat bingung dengan stock-an. Apaan nih?  Tapi itu bukan masalah besarlah. lama-lama, aku mulai biasa juga.
Seminggu pertama beres-beres barang + stock, aku belum punya niat untuk kenalan dengan orang-orang sana. Fokus kerjaan sampai aku bener2 bisa "nyetok". hihihi.
Nah, minggu kedua, aku mulai merhatiin orang-orangnya. Wih, ternyata ada sejuta karakter beda2 di sini yah :) yaaa.. walaupun belum banyak yang aku kenal, tapi seenggaknya aku mulai paham gimana cara bicara dari satu orang dengan orag lainnya. By the way, di sini aku lebih enak kerja sendiri. Dan kayaknya, lagi-lagi Allah ngerti sekali apa yang aku mau. Gak tahu darimana awalnya, aku yang tadinya diam di counter accesories, mendadak ditempatin ke obralan. pas didepan toko. Aku sendirian aja disana. Beruntung banget. Counter paling aman yang pernah aku kenal selama kerja. Hehe. Alasannya? Rahasia dwooooongs :)

Oke.
Masalah kerja, aku pikir ndak ada masalah. Aku memang suka di tempatin di counter ini karena nggak perlu ribet berurusan dengan partner. Yang jadi masalah adalah kesulitan dgn waktu. Sulit ini itu. Mau shalat atau istirahat, harus panggil orang dulu. Mending kalo orang yang dipanggil lagi nggak sibuk. Nah, kalo sibuk? Berarti harus nunggu dulu, kan? Apalagi gak sembarangan orang boleh jaga counter ini. Pesan moral : kerja sendiri juga gak selamanya enak. Perlu kesabaran ekstra. Huh --"

Tapi berkesan banget banget dehh... banyak pelajaran berharga yang gak aku dapat di kampus. Salah satunya tentang bagaimana cara menjalin hubungan dengan orang-orang disatu tempat yang sama dengan kerjaan yg sama, tapi dengan usia yang kadang nyaris terpaut jauh, atau dengan karakter yang amat sangat bertolak belakang denganku #pelajaran hidup bgt nih...
pelajaran tambahan : sekarang aku tahu gimana cara melipat baju dengan rapi, tahu cara menawarkan barang  buat konsumen dan tahu... kalau jualan itu nggak semudah membeli. *huks. Selain itu, aku juga tahu gimana senengnya para pedagang waktu tahu hasil penjualan mereka seharian itu mencapai target, alias laku banyak. Kalo aku, lebih bahagia lagi pas awal bulan datang. GAJIAN. hahaha. Biar gak terlalu besar, malah sempat ditahan segala, tapi ini hasil kerja kerasku selama satu bulan loh. #semoga berkah

Nah, sepertinya dua bulan kurang sudah cukup.
Dua minggu lagi, kehidupanku kembali normal seperti biasa. Memang rasanya waktu cepat sekali berlalu. Kalau ditanya betah apa nggak, engngng..... betah sih. Kalau ditanya lebih enak kuliah atau kerja? Dua-duanya punya tanggungjawab masing-masing. Yang satu soal.. ehm, duit. Yang satu soal tugas. Tapi sekarang, kayaknya aku lebih berat ke kuliah dulu. Hehe.

Daaaaaannnn...
It's time to say goodbye..
Last but not least, buat teman-teman yang sudah aku kenal selama 'mendiami' factory outlet itu. tengkyu somacccc! I'm nothing without youuu dahh. Terimakasih untuk semua perhatian dan kebaikannya. Terimakasih sudah mau kasih pelajaran berharga selama dua bulan ini. Dan terimakasih untuk semuanya. Mudah-mudahan kita bisa ketemu di kesempatan lain yaaa.

With Love,
Bella :-)




3 komentar: