Jumat, 30 Maret 2012

Aku Tanpamu, Kamu Tanpaku

Pria
Ternyata memang benar, kita harus menemukan oranglain dulu agar bisa segera melupakan cerita lama. Dan kamu telah membuktikannya! Kamu menemukan pria lain dikehidupanmu saat ini, Cinta. Padahal tak sedetikpun aku pernah berpikir mencari sosok lain, selain dirimu. Meskipun kisah kita harus berakhir tidak sesuai dengan harapan. Setega itukah kamu? Benarkah kini kamu melupakan aku sepenuhnya dengan cerita barumu itu? Haruskah aku mencari sosok lain untuk menggantikan posisimu juga? Aku tidak sanggup. Tidak akan pernah sanggup. Kamu satu-satunya gadisku, tidak akan pernah bisa tergantikan meskipun (seharusnya) kamu bukan siapa-siapaku lagi. Aku tetap padamu, hatiku tetap milikmu.

Gadis
Apa lagi yang harus aku lakukan agar aku bisa segera melupakanmu? Kini aku sudah bertemu dengan pria yang sama baiknya denganmu, tapi sungguh.. aku tidak merasakan apapun. Tidak seperti saat aku bersamamu. Semuanya terasa hambar. Ketika aku bersamanya, yang ada dikepalaku hanya kamu, namamu, bayanganmu, senyummu, sosokmu. Kenapa cerita kita harus berakhir secepat ini, bahkan setelah janji yang pernah terucap bahwa "aku adalah ibu dari anak-anakmu, dan kamu adalah ayah dari putra-putriku,"? mungkinkah ini jalan terbaik bagi kita? Berpisah? Karena terhalang perbedaan serta..... restu?? Bagaimana keadaanmu saat ini? Sudahkah kamu bertemu dengan gadis yang bisa menggantikan aku?

Pria
Ya, aku bertemu denganmu secara tidak sengaja. Kamu sedang bersamanya, aku sendiri. kamu tidak melihatku, tapi dengan jelas aku tahu bahwa itu adalah dirimu. Saat itu, rasanya aku ingin menghampirimu. Memelukmu seerat kubisa, mencium dahimu tanpa kulepas lagi, membelai rambut panjangmu seperti biasa, mencubit pipi tembammu dan segala yang biasa kulakukan bersamamu. Tapi aku sadar, kini kamu milik oranglain dan mungkin... sebentar lagi akan ada gadis yang jadi bagian dari hidupku juga....

Gadis
Aku tidak sanggup kalau harus terus menahan airmataku hanya karena aku merindukanmu. Diam-diam aku bertemu denganmu hari ini, aku melirikmu dibalik bahu pria(ku) tadi. Aku tak tahu kamu menatapku juga atau tidak. Tapi hatiku tidak mampu tetap tegak menatapmu duduk sendiri di kafe itu. Biasanya aku disampingmu. Perih rasanya. Kamu tidak tahu ya? Aku ingin kembali padamu. Kalau bisa, aku akan mengatakan semuanya pada siapapun yang menentang aku dan kamu. Pada jurang perbedaan yang (katanya) tidak bisa mempersatukan kita. Tapi dengan cinta, bukankah kita akan bisa?

Pria
Dan pada akhirnya, cerita kita memang harus seperti ini. Berpisah. Aku kini sudah bersama gadis lain yang sama sekali berbeda denganmu. Aku tahu, memang tidak ada yang sama didunia ini. Tapi bayanganmu selalu merasuk ke dalam pikiranku. Memaksaku untuk tetap menyimpan sejuta memoriku tentangmu. Maafkan aku untuk ini. Mungkin kamu sudah melupakanku, tapi aku tidak. Tidak akan bisa meskipun aku dan kamu sudah memiliki oranglain dikehidupan kita. Tapi aku masih berharap kamu akan kembali denganku.

Gadis.
"Hai, kenalin ini Yesi.. pacarku." aku tersenyum kecut. Hatiku mendadak tak karuan. Jantungku berdetak empat kali lebih cepat. Sakit rasanya. Ternyata memang benar, kamu sudah melupakan aku. Sama sekali tidak ada keinginan untuk merajut cerita lagi bersamaku. Karena sepertinya memang sudah tidak mungkin lagi.

"Apa kabar?" aku menyalami gadis yang tersenyum padaku. Manis sekali.

"Baik," katanya singkat. Mahalembut. Berbanding terbalik denganku ya? Pantas.

Aku menarik tangan priaku. Membawanya ke depan wajahmu, dan kamu tersenyum ramah padanya.

Pria.
aku tak menyangka akan bertemu denganmu di kafe favorit kita. Biasanya, aku dan dirimu yang selalu pergi ke sini. Tapi sekarang kamu membawa kekasih barumu itu. Dan aku sengaja membawa gadisku ke sini. Untuk mengenang kebersamaan kita dulu. Aku melirik priamu, gagah dengan stelan rapinya. Pantas saja kamu memilih dia. Ternyata dia jauh lebih sempurna dibanding aku.

"Dion," kata priamu sambil tersenyum. Aku bergetar saat kuulurkan tanganku, menyambut tangannya.

"Temen lamamu, Res?" tanyanya padamu. Kamu terlihat kaget dengan pertanyaan itu, tapi kemudian mengangguk. Aku sakit mendengarnya.

Gadis
Aku terpaksa mengatakan itu. Aku hanya tidak ingin terlalu memperlihatkan padamu bahwa aku masih sungguh-sungguh mengharapkanmu.

"Haa, mumpung ada ditempat yang sama dan sekalian Kak Bagas juga Kak Resty reunian, kita double date aja. Gimana?" saat ini aku sungguh ingin mendepak gadismu dari hadapanku. Bagaimana ini? Aku sengaja datang ke sini untuk mengingat kenangan-kenangan lama kita, bukan bersungguh-sungguh bertemu dengamu!
Tapi kamu malah mengangguk setuju dan mengajak aku, juga priaku duduk disebuah meja dekat jendela.

Pria.
Aku tidak ingin terlalu memperlihatkan padamu bahwa aku benar masih mengharapkanmu. Maka, kuiyakan saja ajakan gadisku untuk makan bersama dengan priamu walau rasanya aku ingin menendang jauh wajahnya dari hadapanku. Tapi aku tak dapat melakuka apa-apa, yang terjadi hanyalah... kita saling diam. Dan aku berpikir, mungkin saja kamu pun punya perasaan yang sama sepertiku. Namun takdir dan keadaan menuntun kita untuk menapaki jalan lain. Aku tanpamu, kamu tanpaku.



2 komentar: